Saturday, December 25, 2004

Kita Hari ini

Setiap perputaran roda pasti ada perbedaan, karena ia menapaki permukaan jalan yang lain dari tiap sudutnya. Begitupun seharusnya kita, hari demi hari menapaki suasana yang berbeda seiring dengan berjalannya roda waktu. perbedaan itu seharusnya pula adalah sesuatu yang positif yang dapat menunjukkan kualitas diri kita sampai detik terakhir ini, baik dari kualitas jasadi maupun rohani serta fikroh yang terus berkembang mengikuti zamannya.

Kita adalah roda, maka berputarlah...

Di sepertiga itu ...

Mataku tak tersentuh cahayaMu
Masih rapat berat disinggahi musuh terbesarku
Masih dibelai lembut halusinasi duniawi
Terapi syaithoni merenggut jasadi

Mataku tak tersentuh cahayaMu
Meski Guntur memecah telingaku
Meski Petir menyambar kepingan sadar dalam diriku
Terapi syaithoni mengungguliku

Disepertiga itu
Akankah rebah masih terjaga ?

Sunday, November 28, 2004

Dalam Ramadhanku kali ini

Sebulan sebelumnya aku sudah menunggu kedatangan-Nya, aku hitung hari demi hari dan kucocokan penanggalan Masehi yang kadang-kadang aku lupakan, apalagi penanggalan Hijriyah yang sering sekali aku lupakan dan jarang bahkan tak pernah aku gunakan sebagai referensi waktuku sehari-hari, duh ironi sekali ya.. Alhamdulillah Ramadhan kali ini entah kenapa aku sangat menunggui kedatangan-Nya dan rasanya ingin cepat cepat memasuki gerbang kemuliaan-Nya. Mungkin ini adalah karunia Alloh kepada hambaNya dan mungkin ini adalah bukti kasih sayang Alloh kepadaku.Amin.

Alhamdulillah, seminggu lagi Ramadhan. aku bertekad bahwa Ramadhan kali ini harus benar benar aku manfaatkan, jangan sampai hilang sedikitpun kesempatan untuk berbuat kebaikan sekecil apapun. Aku segera berkemas, mempersiapkan segala macam keperluan fisik maupun materi, dari segi fisik aku makan teratur dan kusempatkan beberapa kali shaum sunnah dan kuniatkan pula sebagai latihan agar ketika ramadhan tubuhku tidak terlalu terbebani, dari segi materipun aku persiapkan dengan membeli AlQuran baru dan terjemah lengkapnya, agar memudahkanku untuk memahami ayat-ayatNya. Sebenarnya sih tidak terlalu perlu, karena AlQuran yang dulu pun masih bagus, walaupun ada beberapa lembar halaman yang sudah sobek yang karena ulah siapa aku tak tahu, mungkin waktu dirumah setelah membacanya aku simpan dijendela kamarku dan secara tidak sengaja disobek oleh anak-anak kecil yang sering bermain depan rumahku. Ups,.. Suuzhon, Astagfirulloh mau Ramadhan nih..:D.

Akhirnya, Alhamdulillah hari itupun tiba. Ramadhan telah datang menghampiriku, Subuhnya telah menghidupkanku, fajarnya telah menyapaku dengan keceriaan, siangnya telah mengobarkan api semangat dalam diriku dan malamnya telah menundukkan seluruh jiwa dan ragaku dihadapanNya. Hari-hari Ramadhan aku lalui dengan penuh pengharapan dan kehati-hatian, tingkah laku yang "biasa" dilakukan, aku coba untuk mengubahnya menjadi "luarbiasa", mengisi deretan jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detiknya dengan selalu mengingat Alloh dan menyuburkan rasa malu kepadaNya, mencoba untuk mempertahankan Tilawah, menjaga lisan, pandangan dan hati, mencoba untuk menumbuhkan rasa sosial terhadap sesama dan mencoba dengan keras untuk mengubur hidup-hidup kemaksiatan yang selalu menjerumuskanku.

Tahap pertama Aman !!, sepuluh hari telah aku lalui, meskipun tidak banyak amalan yang telah aku lakukan, rupanya sepuluh hari ini aku beribadah dan beramal hanya yang standar saja, yang biasa-biasa saja, tidak jauh beda dengan hari-hari dibulan lain. Huh.. kok begitu sih, seharusnya aku ini lebih baik !!. Namun aku tidak menyerah begitu saja, masih ada tahap kedua dan ketiga didepan sana, meskipun aku sangat rugi telah mengisi sepuluh hari pertama dengan ibadah dan amal yang standar alias bs-bs aja. Aku kuatkan kembali tekadku untuk menghadapi hari-hari berikutnya, Insya Alloh aku akan lebih baik.Amin.

Hari ke-15, aku rasakan ibadahku masih biasa-biasa saja, namun ada sedikit peningkatan meskipun tidak begitu signifikan. Hari ke-16, sampai hari ini aku tidak pernah ketinggalan Qiyamullail meskipun lebih sering aku lakukan sendiri dirumah. Hari ke-17, hari ini aku tidak begitu antusias terhadap ibadah, Astaghfirullah,..banyak ibadah sunnah yang luput dan sholat berjamaah di masjidpun kadang-kadang. Hari ke-19, Ya Alloh mengapa kulitas ibadahku jadi turun seperti ini, sampai sampai aku mengingkari janjiku untuk menjaga lisan, pandangan dan hati ini. Ya Alloh ampunilah hambaMu ini. Hari ke-20, Aku menyadari ibadahku sampai hari ini malah menurun terus, namun aku yakin pada sepuluh hari terakhir besok aku pasti akan lebih mampu untuk meningkatkan kuntitas dan kualitas ibadahku. Akhirnya tahap kedua Ramadhan aku lalui dengan tidak memuaskan !!.

Tahap ketiga Ramadhan telah menungguku, yaitu sepuluh hari terakhir yang sangat menentukan. Tidak jarang orang pada sepuluh hari terakhir ini berbondong-bondong pergi ke masjid untuk melaksanakan itikaf, berdiam diri di masjid, memperbanyak ibadah, tilawah, sholat malam, tidak lain untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Dan satu hal yang paling ditunggu-tunggu yaitu dalam sepuluh terakhir Ramadhan ini Alloh memberikan hadiah terbesar bagi hambaNya yaitu pada malam Lailatul Qadar, Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Insya Alloh masih ada harapan untukku disana. Ya Alloh sampaikanlah aku kepadanya dan karuniakanlah Lailatul Qadar kepadaku.Amin.

Aku telah berencana pada sepuluh hari terakhir ini akan beritikaf disatu mesjid, maka kupilih mesjid Bimantara, yang selain dekat dengan tempatku bekerja, kepanitiaan itikafnyapun "enak" dan juga banyak sahabatku yang itikaf disana. akupun lebih mempersiapkan fisik untuk sepuluh hari terakhir ini, karena setiap hari pasti aku akan terjaga pada malamnya untuk melaksanakan Qiyamullail. Hari-hari pada tahap ketiga ini aku lalui, hampir tiap hari aku pulang kerja malam sekitar jam 22.00 dansepulang itu aku segera bergegas dari kantorku menuju masjid Bimantara, dengan pakaian kantor yang sudah agak lusuh, dengan berjalan kaki menyusuri sudut-sudut malam ditepi jalan kebonsirih, sendirian. Namun hatiku serasa lebih tenang sekarang, ibadahkupun mulai "cukup" membaik, meskipun godaan-godaan kecil sempat menggangguku seperti lelah dan kantuk yang kerap kali mengundang malas. (sudah lumrah kali ya..:))

Alhamdulillah tahun ini aku mendapatkan libur lebih awal dari kantor, sehingga dua hari terakhir di Ramadhan kali ini aku habiskan dikampung halamanku (kota ding :D) di bandung dengan beritikaf bersama Bapak dan adikku di masjid dekat rumahku. Subhanalloh, kenangan masa lalu timbul kembali di benakku, aku coba meraba kembali, kututup pintu mata dan kubuka kembali, Oh sungguh Indah masa-masa dulu ketika aku beritikaf di masjid ini, ketika adikku mengantarkan makanan dari rumah untukku berbuka karena aku enggan pulang dan bersikukuh untuk tinggal sehari penuh dimasjid, ketika menjadi pengumpul buku-buku ceramah teman-temanku dan memintakan tanda tangan dari penceramah, ketika menjadi amilin zakat dan membagikannya pada malam takbiran tiba. Oh,..kenangan itu tak sadar telah menghamburkan airmataku. Bagaimana tidak, aku sedih karena teringat kondisi dulu yang sangat kondusif jika dibandingkan dengan tempatku terdampar di lautan manusia jakarta sekarang ini, apalagi dalam kesendirian, aku terus berjuang mempertahankan keimanan yang kadang turun naik.

Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar , Laailaahaillallahu wallahu Akbar, Allohu Akbar walillahilhamd. Gema takbir mulai berkumandang, hari terakhir Ramadhanpun mula tiba, keesokan harinya adalah Idul Fitri, yang biasanya disebut sebagai Hari Kemenangan, tentunya bagi orang-orang yang merasa menang dan dimenangkan oleh Alloh dalam Ramadhan.

Aku, tidak merasa menang kali ini, karena aku sadari banyak sekali hal yang belum aku lakukan dan belum aku maksimalkan. Perjuanganku belum seberapa, imanku kadang masih goyah dan ibadahkupun masih biasa-biasa saja. Adapun amal ibadah yang telah aku lakukan, itu hanyalah Alloh yang berhak menilainya. Aku tahu bahwa Ramadhan adalah bulan latihan, masih ada bulan-bulan berikutnya yang jauh lebih membutuhkan perjuangan dan pengorbanan serta hambatan yang jauh lebih besar. Maka dengan meninggalkan sedih dan duka pada Ramadhan kali ini, aku akan membawa sisa-sisa keimanan dalam diri ini, menggenggam pengharapan pada Alloh SWT dan menanamkan kerinduan pada Ramadhan yang akan datang untuk terus melangkah mengarungi sebelas bulan kedepan. Allohu Akbar...!!!!


Saturday, November 06, 2004

Ukhti, Selamatkanlah aku

Sampai saat ini resah itu masih ada, keinginan untuk segera menyempurnakan setengah agama sudah begitu lama bersemayam dalam diri ini yang sampai saat inipun belum menemui hujungnya. Aku rindu, sungguh aku sangat merindukannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini aku selalu berharap untuk menyegerakan hal itu, rasanya jika itu terlaksana akan sangat membawa perubahan yang sangat signifikan bagi diriku.

Hari hari aku lalui sendiri tanpa ada yang menemani, menyatu dalam rentetan waktu dan selang-seling rambu kehidupan yang kian mewarnai hidupku serta pergantian "manusia halus" yang berada didekat dan menghiasi pandangan dan cermin mataku. Aku melihatnya dan aku merasakannya, sungguh setiap kali "manusia halus" itu terlintas dimataku, ia terlintas pula dalam fikiranku dan tiap kali akan menjelma menjadi pengharapan yang menguatkan harapan-harapanku sebelumnya. Semakin bertambah besar kekuatannya sehingga harapan itu tidak jarang menghiasi barisan kata-kata dalam doa sujudku kepadaNya.

Aku tidak kuat menahannya, sering secara tidak sadar airmatakupun menetes deras, mengalahkan berjuta prinsip yang telah aku tanam, tidak melihat bahwa diriku adalah seorang ikhwan yang kuat, mengapa harus menangis ? Hanya karena "manusia halus" itu, aku sekarang begitu lemah, sungguh dibuatnya tak berdaya dan lumpuh. Jika dalam pertarungan, mungkin aku akan meminta ampun kepadanya karena sungguh aku tidak mampu melawannya.

Banyak sekali peluang bagi musuh terbesarku untuk menjerumuskanku melalui perantaraannya, namun Alhamdulillah hal itu belum pernah menjadi bencana besar bagiku, dan aku harapkan tidak akan pernah menjadi bencana bagiku sampai kapanpun. Tetapi meskipun demikian, hal itu tetap mengganggu diriku, tingkat keimananku sering turun naik karenanya, walaupun aku mengetahui bahwa secara fitrah memang iman itu "yaziidu wa yanqus", namun hal ini tidak bisa aku biarkan begitu saja. Aku harus segera bertindak.

Waktu harus segera aku percepat agar segera memihakku dan menghantarkanku pada saat itu, saat dimana tiada lagi keimanan "yaziidu wa yanqus" hanya karena "manusia halus" yang tiap kali berkemelut dalam fikiran dan hatiku. Aku harus segera memilihnya, menjadikan salah satunya sebagai pendamping hidupku, sebagai penentram hatiku, sebagai pelita hatiku dimana akan menerangi setiap sisi gelap kehidupanku dan memperbaiki rambu-rambu yang rusak dalam jalanku menuju Illahi Rabbi.

Walaupun kadang hal itu menjadi fikiran berat dalam diriku, akan tetapi hal itu tetap harus aku lakukan, sesegera mungkin. "Apakah aku sudah siap ?". Bukan, bukan seperti itu akan tetapi "Aku harus siap !", dengan segala keterbatasan yang ada pada diriku, demi menyelamatkan kehidupanku.

Ukhti, Selamatkanlah aku !!

Friday, November 05, 2004

Ramadhan kali ini

Sudah hari ke 22 !!
Ya Alloh... sungguh tidak terasa. waktu begitu terlalu cepat berlalu, rasanya baru saja kemarin saya shaum, tapi sekarang ternyata sudah berada di penghujung ramadhan, apa yang sudah saya dapatkan dari ramadhan kali ini ? targetpun banyak yang terlalaikan, semangatpun kadang menjadi lemah, kenapa ya Alloh...?? apakah hati ini sudah sebegitu kotornya, sehingga kian hari kian melemah dan semakin ditutupi dengan debu-debu dunia, semakin terpuruk dan terpojok oleh dorongan nafsu, semakin jauh dari rambu-rambu Illahi, mudah-mudahan tidak ya Alloh, aku mengharapkan ramadhan kali ini bisa lebih berarti bagiku, bisa lebih membawa perubahan bagi diriku dan bisa lebih dekat dengan kehangatan cahayaMu.Allohumma Amin.

Aku yakin meskipun aku sekarang berada di penghujung ramadhan, namun hidayahmu masih bertebaran diluar sana ya Alloh, aku yakin ramhatMu masih mengisi luasnya jagad raya ini, aku yakin Engkau tidak akan membiarkan hamba yang hina ini terus berada dalam kehinaannya, aku yakin malam lailatul qadar akan Engkau berikan kepada hambaMu yang selalu berserah diri kepadaMu.

Dalam sujud aku bersimpuh, hatiku hanya untukMu ya Alloh, seluruh jiwaku akan kuserahkan sepenuhnya kepadaMu, tiada lagi yang akan aku sisihkan apa yang menjadi amanahMu selama ini, selain kepadaMu yang Alloh. Aku berharap Engkau selalu menjadi mataku, Engkau menjadi telingaku, Engkau menjadi hatiku, Engkau menjadi kakiku dan Engkau selalu berada dalam setiap sisi jiwaku sehingga apapun yang kulihat, apapun yang kudengar, apapun yang ada dalam hatiku dan apapun yang aku lakukan selalu berada dalam keridhaanMu. Selamanya ya Alloh...

Waktu yang tersisa dalam ramadhanMu kali ini tidak cukup banyak bagiku, namun itulah harapanku kali ini agar bisa lebih dekat denganMu dan mendapatkan derajat takwaMu dan harapan itu akan terus aku pupuk dan aku pelihara, karena mungkin itulah yang akan menghantarkanku menuju cahayaMu ya Alloh. Andaikan ini ramadhan terakhir bagiku, jadikanlah ramadhan ini sebagai penutup segala dosaku, sebagai kunci pintu surgamu dan sebagai syarat kelayakan diriku untuk mendapatkan keridhaanMu.

daripengharapandihujungramadhanyangmungkinterakhirbagiku...

Friday, October 22, 2004

Mengejar Hari

Aku ingin mengejar hari
Mengikuti jejakjejaknya yang pasti
Membuka lembaran baru yang masih suci
Mencoba kembali memberi harga pada diri
Yang dulu pernah aku obral dengan duriduri

Aku ingin mengejar hari
Meninggalkan puing jiwa yang runtuh kian hari
Mencari bongkahan batu yang lebih memberi arti
Menata kembali bangunan jiwa ini
Dalam naungan ridho Illahi

Aku ingin mengejar hari
Akan kuhiasi jamjamnya dengan tazkiyah diri
Akan kuhiasi menitmenitnya dengan tafakur diri
Akan kuhiasi detikdetiknya dengan taqarrub kepada Illahi Rabbi
Dengan Syukur tiada henti

Catatan Blogger

Sudah kurang lebih satu tahun saya menulis di blogger, bercerita tentang kehidupan, bercerita tentang diri dan mengungkapkan semua yang selama ini ada dalam perasaan. hampir semuanya tertumpahkan. selama ini betapa banyak manfaat yang aku dapatkan darinya, ketenangan diri, ketenangan jiwa seiring dengan aktivitas jasadku sehari-hari. Dalam sepi ataupun dalam keramaian, masih kuingat betapa tangan ini masih sempat untuk menuliskan sebait dua bait kata kata jiwa. ohh..sungguh terasa tenang...

Menulis, walaupun itu hanya sekedar kata kata basi yang sering dibaca ataupun dilihat orang, tetapi jika hal itu benar benar terungkapkan dari dalam hati, itu merupakan kekuatan yang besar yang akan menggerakkan kita untuk lebih berfikir tentang diri, lebih berfikir tentang kehidupan serta lika likunya, dan lebih berfikir tentang adanya suatu perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut saya, inti dari menulis adalah kondisi hati. Tiap kali saya menulis, saya harus mencari kondisi yang tepat untuk memulainya, rasanya tidak tahu apa yang akan saya tulis jika tidak benar benar dalam kondisi hati yang tepat.

Namun hati ini memang telah terpaut pada menulis, rasanya ada yang kurang jika belum menulis, menulis tentang apapun, menulis dengan cara apapun, meskipun sulit mencari ide yang baru dan meskipun pengetahuan dalam menulis saya akui tak ada sama sekali, selain dari buku-buku yang disuguhkan oleh para penulis lainnya walaupun belum sempat semuanya terealisasikan.

Sungguh, saya ingin selalu dalam kondisi hati yang tepat, sehingga apapun yang saya dengar, lihat, ataupun yang saya lakukan semuanya akan saya tumpahkan dalam sebuah tulisan. Sehingga dengan itu saya dapat banyak mengambil pelajaran/hikmah untuk menyambung sumbu api semangat hidup ini.

Monday, October 11, 2004

Sudah Biasa

Sudah biasa harihari dilalukan hampa
Sudah sering jamjam diperlakukan biasa
Sudah tidak aneh lagi menitmenit hilang dirasa
Sudah tak nampak detikdetik dihadapan mata

Bersikap, Berfikir maupun bertutur kata
Tidak sedikitpun membuat bangga
Tidak sedikitpun meniti tingginya angka
Hanya setitik yang menghiasi mahkota jiwa

(dibalik pengharapan yang sangat besar akan sesuatu yang luarbiasa yang datang dari Al Khaliq, mudah2an harapan itu ada...Amin).

Thursday, October 07, 2004

Kapan

masih menanti,
akan datangnya waktu itu,
dalam sendiri,
tetap dalam keyakinan,
pasti ...

Insya Alloh.

Thursday, September 16, 2004

Saat itu

Saat bumi diguncangkan
Utara menjadi selatan
Barat menjadi timur
Dan samuderapun tumpah
Gununggunung berterbangan
Laksana kapas putih tak berdaya

Dan manusiapun bertanya
Dan bumipun menjawab
Ini hanyalah sebuah kepastian
Komando Tuhan Penguasa Alam
Merekapun diam ...

Menggenggam benihbenih yang telah ditanam
Berharap cemas karena akan ditunaikan
Sebesar biji Dzarrahpun akan tetap diperhitungkan

September04

Coba, Hitunglah

Gunakan semua kemampuanmu
Atau mungkin alat canggihmu
Coba kau buatkan rumusnya
Kau hitung semua nikmatNya

Dapat berapa ?
Apakah masih cukup "display"nya?
Untuk panjang "digit"nya
Atau kau masih penasaran dengannya

Mungkin kau coba untuk menuliskan
Robohkan semua tangkai bumi
Kau bendung tinta samudera
Coba Saja ...

Bagaimana ?
Apakah hilang penasaranmu
Sudah sembuhkah otak kiri kananmu ?
Jika sudah, Merenunglah ...

september04



Tuesday, September 14, 2004

Partisi Hati 2

Oh ya,
Akupun nanti akan menginstall "antivirus" yang paling hebat
Agar tidak sembarang data yang masuk dalam hatiku
Dan tidak menyebabkan rusak hatiku
Jika ada data "aneh" yang masuk,
aku akan set agar langsung didelete saja
Biar tidak menyebar dalam hatiku
menghancurkan dan menghilangkan data yang lainnya.

Scanning virus ...
:No virus found

Alhamdulillah.
Dan ini akan aku lakukan secara rutin
Aku save dalam Shedule Task
Mudah2an Aku tetap Istiqomah
Amin.

Partisi Hati

Akan aku buat partisi dalam hatiku
Aku set untuk keluargaku, untuk sahabatku,
Untuk hartaku, untuk pendamping hidupku
Dan Untuk Rabbku

Namun terlebih dahulu akan aku set
Sebagian besar dari hatiku
Untuk Rabbku, sedangkan yang lain
Akan aku set dalam sisa spacenya

Drive pertama akan aku Rename "Akhirat"
Sedangkan yang kedua akan aku Rename "Dunia"
Dan nama mesinnya akan aku Rename menjadi "Dunia Akhirat"
Wahh..Sempurnalah semuanya.

Aku berharap nanti
Tidak akan pernah ada data yang tertukar
Antara "Dunia" dan "Akhirat"
Kesalahan save ataupun salah memberikan nama

Amin.

Tanda Tanya

Wahai jiwa yang selalu terbuka menganga
Hari ini sang hati tak seperti biasanya
Dia tertutup dan tak mau membuka diri
Tidak sepertimu jiwa

Padahal kemarin aku masih bisa bermain dengannya
bercanda, tertawa, begitu gembiranya
Aku sudah tanyakan pada jendela depan rumah kita
Dan aku titipkan salam padanya melalui burung camar
dipohon depan rumah kita

Namun aku tidak sedikitpun mendapat jawaban darinya
Kenapa jiwa ?
Bisakah kau coba untuk tanyakan padanya
Aku ingin sekali bercanda dan bermain lagi dengannya ..

Apa mungkin aku dengan tak sengaja
Berbuat suatu salah kepadanya, sesuatu yang menyakitinya
Tapi aku merasa, tak ada yang salah pada sikapku kemarin
padahal aku seperti biasanya
Atau mungkin dia sekarang lebih perasa

Kenapa Jiwa ?
Cobalah kau tanyakan padanya,
Mungkin dia akan lebih terbuka padamu
Karena aku juga sudah mencoba
Untuk langsung bertanya padanya
Tetapi sama, tidak ada jawaban

Nanti kau coba sampaikan padanya
Jika memang aku telah meyakitinya
Berikan maafku padanya jiwa
agar dia mau terbuka dan menerimanya
Setelah itu, aku akan menunggunya disini

Wahai Jiwa, Please yah..
Bantu aku untuk bisa kembali bersama dengannya
Aku tidak ingin terpisah darinya
Aku ingin selalu bersamanya
meniti hari hingga habis

Sunday, August 29, 2004

Sahabat

Akhi,
Sahabat adalah cermin diri
dan cermin yang bagus adalah yang berkata apa adanya

Akhi,
Sahabat adalah pakaian diri
lekat di badan dan melepaskannya adalah suatu kebodohan yang sangat

Akhi,
Sahabat adalah matahari dan bulan
saling berbagi dan saling mengisi untuk kemaslahatan

Akhi,
Sahabat adalah kita
antara ana dan anta, dan terucap oleh semua insan dunia.

Thursday, August 19, 2004

Antara aku dan kamu

antara aku dan kamu
mungkin tak ada yang sama
mungkin pula tak ada yang beda
sisi kanan pandangmu, tak seutuhnya milikku
begitupun diriku

ini antara aku dan kamu
meskipun beda, kita tetap bersama
meskipun sama, kita tetap berbeda
yah,..ini hanyalah antara aku dan kamu
selebihnya tidak

waktu memang terus berlalu
tinggalkan berjuta ensiklopedi
jika kau lupa bahwa kita pernah bersama
mungkin bisa kau buka kembali
kau baca, kau rasa, jika memang kau bisa

setetes air sesungguhnya tak pernah hilang
meskipun kau minum dan kau buang
begitupun setetes cerita antara kita
seperti itulah kirakira

bayangan senja tak pernah ada didalam hitam
kau butuh sinar bukan ?

Tuesday, August 17, 2004

ana disini ..

ana disini akhi, tapi ana ragu apakah masih diposisi dulu
ana disini akhi, tapi ana tak yakin apakah masih bercumbu dengan anginangin lalu
ana disini akhi, walaupun mata ana agak kabur untuk melihat sekelilingnya
ana disini akhi, di suatu tempat yang berbeda

tapi ana masih disini akhi ...
dengan wajah baru namun tak sebagus dulu

Monday, August 16, 2004

Malam ini, Diriku

Malam ini aku akan menulis tentang diriku,
diriku yang selama ini aku pun sulit untuk mengerti tentangnya,
diriku yang selama ini hanyut dalam bayang bayang ketidakpastian,
dalam air tenang yang menghanyutkan, dalam lobang kecil yang tidak pernah orang menyangka akan memasukan sebuah benda sebesar gajah ke dalamnya,
diriku yang terbiasa beraksi dengan semua hal nyata yang tidak pernah orang menyangka bahwa itu adalah suatu klise hitam pekat tak bergambar,
diriku yang selama ini dengan bangga merangkai kata menjadi sebuah speaker aktif yang biasa didengungkan ditelinga orang lain yang membuat orang lain memperlihatkan gigi bagusnya atau bahkan merangsang penguapan air pada matanya,
diriku yang tiada sungkan lagi untuk berwajah "lain" dihadapan semua orang, mengharapkan orang mengerti bahwa itu adalah diriku, bahwa semua itu adalah aku yang senantiasa selalu mengatakan "aku mendukungmu, ayo terus maju"

itu hanya bagian kecil dari diriku
yang tidak semua orang tahu

jakarta
untukdirikuyangmana?

Hatiku

Tak ada yang tahu selain Dia yang maha kuasa
Diriku ini, sering sekali disalah sangka
Apa yang kurasa, bukan sebenarnya yang mereka kira
Selalu berbeda

Dalam lubuk hatiku, tak ada yang tahu selain Dia yang maha kuasa
Walaupun orang tahu, namun itu tak sedikitpun membahagiakanku
Kadang aku sering tertipu, walau hanya sekedar tingkah laku
Sakit, sudah terlalu terbiasa bagiku
Kecewa, sudah menjadi bagian dari hidupku
Semua itu seolah menjadi bumbu sedap dihatiku
yang akan dengan terpaksa akan aku jadikan menu utama hidanganku

Namun hatiku, tak ada yang tahu selain Dia yang maha kuasa
Biarlah aku hanya ditemani rembulan yang bersinar di gelapnya malam
Biarlah aku hanya dibisiki hembusan angin dingin yang setiap kali membuat merinding kulitku
Biarlah aku hanya bersama hatiku yang tiada pernah orang akan tahu

Sunday, August 08, 2004

Dua Sisi kurasakan

Apalah istilahnya, aku tak begitu tahu
namun yang aku tahu tentang diriku
semakin terasa dua sisi yang berbeda dalam hidupku
bahkan klimaksnya semakin kurasakan saat ini
Antara keduanya aku bahkan tak bisa menerka
mana diriku yang sebenarnya....
dalam terangpun bahkan aku tak bisa meraba
bagaimanakah dalam gelap ?
mungkin ini perbedaan antara dulu dan sekarang
namun jika dirasakan tak ada bedanya
hanya saja aku tak sanggup menerka dan meraba
sisi yang manakah yang sebenarnya adalah diriku
atau aku tak bisa memutuskan untuk memilih diantara keduanya
untuk aku simpan dan pelihara
untuk aku jaga hingga ajal tiba
diantara keduanya, aku harus memilih
diantara dua "khotimah" yang berbeda
aku harus memilih

sekali lagi kukatakan,..
aku harus memilih.. !!!

Berbeda, berbeda ..

Hari demi hari telah kulalui
dalam bulan terakhir ini
terasa sama, namun banyak yang berbeda
dalam pandangan sahabat dan juga saudara
ketika bertingkah laku dan berkata
ada yang sama namun banyak sekali yang berbeda
kurasakan juga ..

Apa yang sebenarnya telah terjadi ..??
apakah ini suatu tanda kemajuan ataukah sebaliknya
namun sekarang juga, aku tak begitu mempunyai asa
untuk sekedar meraba diri, mencari celah dan introspeksi
tak ada..
yang ada hanya sekedar menikmati
hidangan apa saja yang disuguhkan dan diberi
tak pandang lagi kata hati
berjalan semakin sesuka hati
hati yang mana ?

Tuesday, July 27, 2004

Anyone can tell me

Anyone can tell me,
who am i ?
why i'm here ?
what should i do ?

Is anyone can tell me ?

Monday, July 26, 2004

Sekarang aku ..

Sekarang aku tak seperti yang dulu
semuanya terasa berbeda
yang tak bisa dirasakan oleh orang lain
ada yang telah datang dan hilang
apa aku harus menyambutnya dan meratapinya ?
terkadang senang, merasa tenang
namun aku tak yakin itu semua adalah karunia
tapi aku senang ...

rasanya semua sifat yang aku benam dulu sekarang mulai tumbuh ...


Aku

Aku adalah tak seperti yang kau kira
dalam selimut senja ...

Tuesday, May 25, 2004

Rahib dan Penunggang Kuda

Aku ingin,
menjadi rahib di malam hari
dan menjadi penunggang kuda di siang hari.

Ruhbaanun Fil Lail Wa Fursaanun Fin Nahaar

10 Karakteristik Muslim Sejati

Hasan Al Banna merumuskan 10 karakteristik muslim yang dibentuk didalam madrasah tarbawi. Karakteristik ini seharusnya yang menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim, yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat khususnya (muwashofat).
Karakter ini menurut Beliau Hasan Al Banna, merupakan pilar pertama terbentuknya masyarakat islam maupun tertegaknya sistem islam dimuka bumi serta menjadi soko guru peradaban dunia (Ustadziyatul 'alam). Kesepuluh karakter itu adalah :

  1. Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
  2. Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur'an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid'ah yang dapat menyesatkannya.
  3. Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  4. Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
  5. Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  6. Qodirun 'alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  7. Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
  8. Haritsun 'ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
  9. Munazhom Fii Su'unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
  10. Naafi'un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.


Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita.Amin.


Sulitkah ?

Apakah menjadi muslim yang baik itu sulit ?
Apakah menjadi pelopor dan penebar kebaikan itu sulit ?
Apakah menjadi hamba yang berbakti itu sulit ?

Atau Apakah pertanyaan tersebut terlalu sulit ?
Dimanakah letak kesulitannya jika memang sulit ?

Tentang Kebaikan, apakah kau sulit untuk melakukan ?
Tentang Kebenaran, apakah kau sulit untuk mengemukakan ?
Tentang Aturan, apakah kau sulit untuk menjalankan ?

Dan Tentang Keburukan, Kejelekan, Kemaksiatan...
Apakah kau sulit untuk meninggalkan ?

Sesulit apakah ?

Tuesday, May 11, 2004

Sunday, April 25, 2004

Masih catatan dulu ..

Saat membuka buku catatan dulu
aku temukan sebuah bait yang sangat indah
bukan tulisanku tapi...
aku ingat pernah meminjamkannya pada seorang teman
tapi tak apalah, yang paling penting adalah keindahan bait itu
dan sejauh mana kita menghayatinya dan mencoba melakukannya
Bukan siapa yang mengeluarkannya ..

Tertawan Cinta

Ya Alloh
Jika cinta adalah ketertawanan
Maka tawanlah aku dengan cintaMu
Agar tak ada lagi yang menawanku

Ya Alloh
Jika rindu adalah rasa sakit yang tidak menemukan muaranya
Maka jadikanlah rasa sakitku dengan rindu kepadaMu
Dan jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuan denganMu

Jadikanlah hatiku untuk satu cinta
Yaitu cinta kepadamu Ya Robb
Jika aku tidak dapat mengisinya dengan cinta kepadaMu
Kemanakah wajahku hendak aku sembunyikan

Cinta itu laksana pohon dalam hati

Akarnya adalah ketundukkan kepada Kekasih yang dicintai.
Dahannya adalah mengenalNya dengan sepenuh hati.
Rantingnya adalah malu kepadaNya.
Buah yang dihasilkannya adalah ketaatan kepadaNya.
Air yang menghidupinya adalah menyebut namaNya.

Kekasih itu tak lain adalah Alloh SWT.
Dialah sang Kekasih yang tak pernah mengecewakan orang yang mencintaiNya.
Dialah yang selalu membalas cinta dengan cinta yang lebih besar.
Dialah yang Maha sempurna dan Maha Agung cintaNya.


Catatan dulu

Membuka kembali buku catatan dulu,
mencermati tiap kata demi kata, titik demi titik
mengingatkanku akan masa lalu yang indah
yang belum dipenuhi garam kehidupan yang kadang menyesatkan
sungguh damai kala itu ..
ingin rasanya kembali ke masa lalu, tapi siapa bisa ..???

hanya catatan didalamnya yang bisa mengantarkanku
untuk kembali merasakannya
menghayati tiap coretan didalamnya
bisa sedikit membasuh kembali muka yang lusuh karena zaman
menghadirkan kekuatan baru untuk terus berjuang di JalanNya.

Refresh your Life ...

Sedikit cerita ..

Cerita kemarin yang takkan kulupa
Terbukanya jiwa dan kekuatan terjaga
Disaatsaat sebuah keheningan menghampiri
Yang sebelumnya aku lalui sesuatu seperti mimpi

Begini ceritanya ...
Saat itu mentari tersenyum padaku
seperti biasanya memberikan kehangatan baru
menambah keindahan sang embun dengan cahayanya
harmonis antara keduanya

Seperti biasa akupun melangkah
menjalani awalan yang terus ku ulangi tiap hari
merasa hidup kembali dari sebuah kehidupan
itulah yang selalu ingin kurasakan

Damainya hari ini, optimis aku junjung tinggi
aku ingin hari ini berbeda, lebih baik dari kemarin pagi
menunjukkan keceriaanku, kesungguhanku pada yang lain
akupun hatihati, takut menyakiti hati

Sedikit demi sedikit, hatihati, pelan, ups....
yah begitu...itu baru bagus
bagus untukmu, juga bagus untuk yang lain
Indahnya kebersamaan

Sampai datangnya saat yang lain
sedikit demi sedikit, hatihati, pelan, yahhh !!! ...
padahal aku sudah hatihati, sedikitpun tak menyakiti
mungkin caraku masih salah, atau disalah arti ??
akupun tak mengerti, kenapa begini
Setelah semua itu terjadi
Dan diapun pergi ...

Mengapa ?
oh.. aku mengerti !!!
tapi sampai saat ini aku belum punya jawaban berarti
setelah aku bisa mengerti, apakah yang lain ?
selain waktu, adakah hal lain yang bisa menjawabnya ?

Oh.. aku mengerti !!!
Hal itu akan selalu kusimpan dalam memori
akan jadi sebuah pelajaran hidup
bagiku, untuk nanti kubawa mati

Untuk satu kekuatan

Dalam kesendirian Engkau hadirkan rindu
Dalam kerinduan Engkau hadirkan harapan
Dalam pengharapan Engkau hadirkan Keindahan
Dalam keindahan Engkau menjadikanku kuat

Ketika masalah menjadi bagian naskah
Engkau datangkan solusi berbagai langkah
Engkau hiasi penuh rambu agar jalanku tetap terarah
Meskipun aku berjalan dengan terpatah

Monday, March 22, 2004

Berpikir tentang Diri

menjadi bintang itu sulit
setiap malam berjaga
menanti sang mentari
menunggui dirimu

menjadi mentari itu sulit
setiap hari menaungi
menanti sang bintang
melayani dirimu

namun jangan pernah terlena
ataupun menjadi bangga
diantara manusia dunia
seolah dimanja sang kuasa

Jangan kau sangka
keenakan dunia semata
membawa suatu bahagia baqa
itu hanyalah rangkaian mimpi dikala senja

Jangan kau pikir dirimu terbebas
dari utuhnya sebuah tugas
sesungguhnya setiap tarikan nafas
tanggungjawab takkan lepas

Untuk kau renungkan :
"Sesungguhnya tugasmu didunia lebih berat daripada kesetiaan sang bintang dan kemurahan sang mentari."

Sunday, March 14, 2004

Hati yang Malu

Suatu hari, demikian dikisahkan, seorang lelaki mendatangi Imam Hambali (780-855). Ia lelaki yang banyak bergelimang maksiat. Tiba-tiba ia datang ke majelis pengajian Imam Hambali untuk menceritakan mimpinya.

Dalam mimpi itu, kata lelaki itu, ia merasa tengah berada dalam kerumunan manusia yang ada di hadapan Rasulullah SAW. Rasul tampak berada di tempat yang agak tinggi. Satu per satu, orang-orang mendatangi Rasul dan berkata, "Doakan saya ya Rasulullah." Rasul pun mendoakan orang-orang itu.

"Akhirnya tinggal aku sendiri," kata lelaki yang menceritakan mimpinya itu. "Aku pun sangat ingin mendatangi beliau, tapi aku malu atas berbagai maksiat yang telah kulakukan. Rasul lalu berkata,"Mengapa kau tidak datang kepadaku dan minta kudoakan?"

"Wahai Rasulullah," kata lelaki itu, "Aku terhalang oleh rasa malu akibat perbuatan-perbuatan burukku di masa lalu." "Kalau engkau merasa terhalang oleh rasa malu, berdirilah dan mintalah agar aku mendoakanmu. Bukankah engkau tak pernah menghina para sahabatku," jawab Rasul dalam mimpi tersebut.

Itu hanya sebuah kisah kecil dari pergulatan panjang umat manusia meninggalkan kemaksiatan untuk hijrah ke bumi kebaikan. Perjumpaan serta dialog dengan Rasul pun hanya ada dalam mimpi, bukan dalam kenyataan. Mimpi bukanlah dasar yang kukuh untuk dijadikan pegangan, walau para pecinta sejati Rasulullah meyakini bahwa mimpi bertemu Rasulullah adalah sama dengan pertemuan yang sebenarnya, dan mimpi seperti itu hanya mungkin dialami oleh mereka yang mendapat syafaat.

Tapi Imam Hambali menghargai keterangan lelaki pendosa tersebut. Laki-laki itu punya rasa malu atas perbuatan-perbuatan buruknya. Rasa malu itu yang mencegahnya terperosok semakin dalam ke jurang kemaksiatan, dan malah mengangkatnya ke dataran kebaikan. Mimpi itu adalah jalan yang mengantarkannya menuju pertobatan dengan menemui Imam Hambali. Maka, Imam Hambali pun berkata pada lelaki itu untuk menyebarkan kisah tersebut agar memberi kemanfaatan pada orang-orang lain.

Di dalam perjalanan manusia sebagai hamba untuk mendekat pada Sang Kekasih, Allah Azza Wajalla, rasa malu baru merupakan tangga yang pertama. Masih sangat jauh dari perwujudan rasa cinta yang semestinya. Tapi, apa yang membuat kita dapat mencapai tangga ke-99 bila tangga pertama pun kita tak sanggup menapakinya? Bukankah kita tak melupakan petunjuk Rasulullah bahwa "Malu adalah sebagian dari iman."

Rasul sekalipun menggenggam rasa malu di hadapan Allah Sang Maha Penyayang. Setidaknya itu tercetus dalam kisah Mi'raj, saat Muhammad SAW menerima perintah secara langsung agar umatnya menegakkan salat. Konon, mula-mula Allah memerintahkan salat 50 kali dalam sehari. Rasulullah sempat menyanggupi, namun Rasul lain yang ditemui dalam perjalanan gaib tersebut mengingatkannya bahwa tugas itu terlalu berat bagi umat Muhammad.

Rasul pun meminta keringanan sehingga tugas diturunkan lima kali. Masih terlalu berat, Rasul meminta keringanan lagi. Demikian terus-menerus hingga kewajiban salat hanya lima kali sehari. Saat itu, Muhammad SAW diingatkan bahwa lima kali sehari masih terlampau berat. Namun, Rasul telah malu hati untuk kembali mengajukan keringanan pada Allah SWT.

Hanya Allah yang Mahatahu seberapa benar kisah tersebut, tapi kisah itu telah menunjukkan peran malu dalam kehidupan ruhaniah Rasul. Punyakah kita rasa malu karena mengabaikan salat? Malukah kita karena hanya punya sedikit tabungan kebaikan dalam kehidupan ini.

Allah menyaksikan setiap langkah kita. Maka semestinya kita malu berbuat hal yang mubazir, apalagi maksiat, di hadapan-Nya. Semestinya kita malu tak cukup beribadah kepada-Nya. Semestinya kita malu bila tidak berkerja keras menyelesaikan amanat-masing-masing.

Semestinya kita malu tidak mensyukuri nikmat, menuntut kenaikan gaji dengan mengumpat-umpat bukan dengan meningkatkan kualitas kerja sendiri. Semestinya kita malu bila menjadi atasan tak mampu mengangkat nasib bawahan, dan sebagai pemimpin gagal menyejahterakan rakyat yang kita pimpin. Lazimnya, kita hanya malu untuk urusan duniawi di hadapan manusia lain, bukan urusan kebaikan di hadapan Tuhan.

Tokoh sufi Rabi'ah Al-Adawiyah juga mengungkapkan rasa malunya. Suatu saat, ia ditanya mengapa tidak minta pertolongan materi dari sahabat-sahabatnya. Rabi'ah menjawab tenang. "Aku malu kalau harus minta materi pada Allah, padahal Dialah pemilik segala materi. Apakah aku harus minta materi pada orang yang jelas bukan pemilik materi itu."

Suatu doa acap dikumandangkan sebagai pujian di lingkungan pesantren. "Tuhanku, aku merasa tak pantas untuk mendapat surga-Mu. Tapi akupun tak sanggup menanggung azab neraka-Mu. Maka terimalah tobatku, maafkan segala dosaku. Sungguh Engkau adalah Pengampun Yang Maha Besar."

Rasa malu telah membuat seorang wali Allah memanjatkan doa itu. Tidakkah kita malu bila tak mengikuti jalan yang telah ditempuh Rasulullah dan para wali Allah untuk menuju ke haribaan-Nya. (zaim uchrowi)

Malu

Menjelaskan tentang arti malu memang dibutuhkan rasa malu
Diantara keindahan seseorang adalah adanya rasa malu
Malu akan menjaga kita dari sesuatu yang memalukan

Malu itu akan muncul kalau kita Tahu
Malu adalah sebagian dari Iman
Maka Malulah kepada yang Maha Tahu

Tapi malu jangan sekedar malu
Kita semua tahu
Kan ???

Saturday, March 13, 2004

Tahu (know...)

Ketika berjalan dalam kesuraman langkah, ia menuntunku
Ketika menatap dalam kegelapan, ia menerangiku
Ketika sebuah propaganda menyudutkanku, ia membebaskanku
Bahkan Ketika bahaya datang, ia menyelamatkanku

Ku tahu bahwa Ilmu Tahu itu sangatlah penting
Karena ketidaktahuan adalah hal yang bisa menyesatkan dan membahayakan
Andai mereka tahu, Dunia tidak akan diselimuti kegelisahan
Andai mereka tahu, tak kan ada lagi rasa takut dan penindasan
Andai mereka tahu, semua kursi pasti diduduki dengan pas dan nyaman
Andai mereka tahu, Semua pasti berjalan menuju ke arahNya

Tapi kadang ada orang yang tidak tahu
Mereka purapura tahu
Dan Adapula orang yang tahu
Mereka purapura tidak tahu
Keduanya adalah bejad ....

Namun ada orang yang tahu
mereka benarbenar tahu dan mau memberi tahu
Dan ada orang yang tidak tahu
mereka benarbenar tidak tahu dan mau ingin tahu
Keduanya adalah hebat ....

Adakah yang lebih buruk dan yang lebih baik dari keempatnya ?
Kalo kamu tahu, beritahu aku
Kalo kamu tidak tahu, carilah tahu
Kalo kamu tidak mau tahu, diamlah kamu

Tahukah kamu ....?

(diantara keremangan antara tahu dan tidak tahu ....,
hanya doa : "Allohumma ihdina Shirathal Mustaqiem.Amin")

Thursday, February 12, 2004

posting 2 buah Hadits

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)."
(QS al-An'am [6]: 116)

Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup
dan adat istia-datnya), maka mereka termasuk golongan tersebut." (HR Abu
Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)

salam.
rahman ihsan

teman satu jiwa 2 #saat suatu ketika#

mudahmudahan ada suatu saat waktu untuk kembali memikirkan tentangnya
mudahmudahan ada suatu saat aku mulai mencarinya
mudahmudahan ada suatu saat itu adalah hidayah Alloh
mudahmudahan tidak lama
mudahmudahan adalah saat ini

teman satu jiwa

waktu itu aku sangat akrab dengannya
tiap hari ia menemaniku seakan tak pernah lelah
tak pernah memikirkan hal yang lain selain aku
dia selalu disisiku, bahkan lebih dekat lagi
dia menempati ruang hatiku

ketika aku sedang berfikir tentang kesulitan
diapun memberikan jalan kesabaran
ketika aku sedang berfikir tentang kesenangan
diapun memberikan jalan kesyukuran
ketika tetesan airmata jatuh ke pipiku
diapun mengantarkan aku dalam keheningan malam bermunajat

namun ketika dia hilang entah kemana,
aku malah malas mencarinya
aku malah senang dengan keadaanku yang sekarang
aku malah tidak sedikitpun merindukannya
aku malah berfikir untuk tidak mengingat kenangan indah ketika bersamanya
aku bahkan malah benar-benar ingin melupakannya ...

aku .. aku ..
sungguh aku tak mengerti ...
kenapa aku seperti ini ??

Saturday, February 07, 2004

pertanyaan di sebuah senja

sejak itu,...
rembulan dan mentari tak pernah menyapaku lagi

siapakah yang beralih ?
dimanakah aku ?

Wednesday, January 28, 2004

Tanyalah aku

Apa kabarmu hari ini ?
Semoga harimu menyenangkan
Dan semoga ceriamu masih tetap yang dulu

Bagaimana hariharimu ?
Semoga aku dapat menjadi sebuah episode baru bagimu
Melanjutkan ceritamu yang telah lalu

Kapan kita bertemu ?
Semoga pagi masih bisa hadirkan mentari
Disatu sisi yang telah pasti

Lalu kapan kita pergi bersama ?


Tak bisa berkata

Hari ini tak kugoreskan lagi pada dinding itu
karena ternyata telah tergores dengan sendirinya
aku tak tahu ..
kenapa ?

Bisakah aku berkata ...

Ditunggu

Seperti sebuah dongeng yang berlaku di setiap masa
Menyapa beberapa makhluk bernyawa
Hadirkan berbagai rasa hinggap didada
Bayangkan berjuta fenomena indah,
dan keajaiban asing bermakna
Pagikan malam seluruh jiwa terbasuh

Dalam keremangan menunggu cahaya,
harap kan hadirkan bayangan senja.
Disela-sela bergugurannya daun kehidupan,
menyambut musimnya.

Di senja buram sebuah kertas putih,
berbagai warna melayari.
Dititik manakah ia akan berhenti
dan menghabiskan tinta pelangi.

katakan padaku

coba katakan padaku
tentang sebuah cerita indah

aku ingin bermimpi ...
mimpi yang indah ...
indah sekali ...
coba ...

... ... ...

Sunday, January 25, 2004

Dzulhijjah

Hari ini tepat tanggal 1 Dzulhijjah, yang sebelumnya tidak aku ketahui karena selama ini aku terbiasa dengan penanggalan masehi antara januari-desember. sebenarnya dari dulu aku ingin sekali menghapal dan terus mengingat bulan-bulan islam tersebut, tetapi karena mungkin azzam ini tidak cukup kuat, sehingga seiring kali dengan kondisi sehari hari di rumah dan tempat kerjaku, aku terbiasa menggunakan penanggalan masehi.

Bulan Dzulhijjah, biasa juga disebut sebagai bulan haji untuk orang-orang yang menunaikan ibadah haji ke Baitulloh, identik juga dengan ibadah Qurban yang biasa dilakukan oleh ummat muslim sedunia dengan kegiatan menyembelih hewan kurban seperti kambing, sapi ataupun unta. hal ini sudah disyariatkan sejak dahulu tatkala Nabi Ibrahim diberikan cobaan oleh Alloh SWT untuk menyembelih anaknya Ismail, dengan ketaatan Nabi Ibrahim dan keshalihan Ismail kecil serta ketaqwaan mereka berdua kepada Alloh SWT, tepat disaat Nabi Ibrahim akan meletakkan goloknya di leher Nabi Ismail, Alloh menggantikannya dengan seekor hewan memamah biak (semacam kambing) Dan dari situ maka telah teruji dan terbuktilah kualitas ketaatan mereka kepada Alloh SWT.

Memasuki awal bulan Dzulhijjah ini, Rasulullah telah mesyariatkan kepada kita untuk memperbanyak amalan shaleh seperti shaum, shalat malam, membaca Al Quran, tasbih, tahlil, dan istighfar serta amalan-amalan lainnya yang dapat lebih mendekatkan kita kepada Alloh SWT terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini. Seperti diriwayatkan oleh Bukhari bahwa diantara fase--fase ketaatan ketaatan yang besar adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang lebih diutamakan Alloh SWT dari hari-hari yang lain dalam satu tahun. Rasulullah SAW bersabda, "Tak ada hari-hari di mana amal sholeh lebih dicintai Allah SWT, seperti pada hari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah." Para sahabat mengatakan, "Tidak termasuk jihad fi sabilillah juga?" Rasul bersabda: "Sekalipun jihad. Kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya." (HR. Bukhari)

Dalam beberapa nash lain disebutkan bahwa 10 hari pertama Dzulhijjah ini adalah hari yang paling baik dalam satu tahun, bahkan lebih baik dari 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi 10 hari terakhir Ramadhan bisa menjadi lebih mulia karena di dalamnya terkandung lailatul Qadar yang timbangannya lebih baik dari 1000 bulan. Ini dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir 5/412. Apa saja keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah :

1). Allah telah menyatakan sumpah terkait 10 hari pertama Dzulhijjah itu. Itu menegaskan kemuliaan dan keagungan rentang waktu tersebut. Allah SWT berfirman "Demi waktu fajar dan 10 malam." Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair dan Mujahid, bahwa yang dimaksud 10 malam itu adalah 10 hari bulan Dzulhijjah. Ibnu Katsir mengatakan, "Pendapat ini benar" (Ibnu Katsir 8/413)

2). Rasulullah SAW bersaksi bahwa nini merupkan hari yang paling utama di dunia, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits shahih.
3). Rasul SAW memerintahkan kita untuk memperbanyak amal shalih, karena kemuliaan waktu itu pada seluruh penduduk. Sementara bagi mereka yang menunaikan haji, selain terkait dengan waktu yang mulia juga kemuliaan lokasinya di Baitullah.

4). Rasul memerintahkan kita untuk memperbanyak dzikir dengan bertasbih, tahmid dan bertakbir. Ini seperti diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Ra dari Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid". (Diriwayatkan Imam Ahmad dan dishahihkan sanadnya oleh Ahmad Syakir)

5). Berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq. Ini termasuk amal sholeh di bulan Dzulhijjah untuk mendekatkan diri pada Allah. Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". (Muttafaq 'Alaihi).

6). Taubat Nashuha atau taubat yang tulus dan total. Bulan ini juga disebut sebagai bulan taubat. Maka, lepaskanlah diri dari seluruh kemaksiatan dan dosa. Taubat adalah kembali kepada Allah dan meninggalkan semua yang dilarang Allah secara lahir dan batin dengan menyesali apa yang telah lalu kemudian bertekad untuk tidak mengulanginya lagi dengan memperbanyak amal yang dicintai Allah. Setiap muslim yang melakukan kesalahan harus segera bertaubat. Karena pertama ia tidak tahu kapan ia akan mati, dan karena keburukan itu akan menarik pelakunya untuk melakukan keburukan yang lain. Ketiga, maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya. Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Artinya:
"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" (Hadits Muttafaq 'Alaihi).

Mungkin aku adalah adalah satu dari sekian banyak ummat islam yang tidak mengetahui penanggalan hijriah dan keutamaan-keutamaan mulia yang ada di dalamnya, salah satunya bulan Dzulhijjah ini. Oleh karena itu mudah-mudahan setelah membaca ini, kita semua termasuk aku menjadi lebih termotivasi untuk selalu mengingat penanggalan masehi dan menggunakannya di kehidupan sehari-hari agar setiap kesempatan untuk memperbanyak amal di bulan bulan keutamaan itu dapat kita ketahui sehingga kita lebih bisa untuk memaksimalkan amal soleh kita guna meningkatkan ketakwaan kita kepada Alloh SWT. Amin.

Mungkin itu aja sedikit pemaparan dariku, yaa..sekedar sharing ilmu aja yah..materi ini aku dapatkan dari eramuslim.com. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,.....termasuk saya......termasuk saya,.....termasuk saya,...

Selamat beramal sholeh yah.... !!!

Wassalamu'alaikum wr wb.
rahman ihsan.






Saturday, January 24, 2004

22 Januari

sudah terlewat dua hari,
tentunya hari ini tanggal 24 tepat ...

masa bersejarah dalam hidupku
puncak perjuangan sang bunda
di hari terakhir ananda dalam rahimnya
terlahir menuju kedunia fana

seperti biasanya, aku jujur ...
terlambat kuucapkan syukur
syukurku pada Illahi Rabbi
terima kasihku pada Ayah dan Bunda
bahagiamu terpancar dalam wajahku
Maafkan aku ...

Namun jangan sekali terfikir
kau tak meminta untuk terlahir
jangan salahkan takdir
seharusnya itu kau berfikir

Saat ini aku mulai tahu
untuk apa aku terlahir tanpa baju
hanya polesan dari sang ahli
memberi warna tersendiri bagi seorang khalifah fil ardi
untuk temukan jati diri menjadi hamba sejati

Doakan aku wahai Ayah Bunda
agar aku mampu meniti kembali
lantunan nasehat yang dulu kau beri
mudah-mudahan selalu terpatri dalam hati sanubari

Dukunglah aku wahai teman
agar aku selalu merasa diriku berharga dan terjaga
ketika berada didekatmu ataupun kau tidak ada
ingatkanlah aku akan kebersamaan kita
saat indah ketika kau selamatkan aku dengan katakata

Bimbinglah aku ya Alloh
Tunjukanlah jalanmu yang akan selalu kutempuhi
berikanlah padaku rasa itu
rasa untuk selalu memilikiMu
dalam keadaan apapun aku
dalam keberadaan dimanapun aku


Moga dua hari yang terlewati dari tanggal 22 januari
akan membawaku pada kehidupan yang baru nanti
aku tak tahu itu pasti, tapi yakinku selalu terpatri
karena Alloh, Ayah, Bunda dan teman sejatiku akan selalu bersamaku disini
ya disini,
dalam kasat mata ataupun dalam hati


Insya Alloh ruhi ....

untuk teman sejatiku

teman,
jelaskanlah padaku tentang aku
tiap hari kau bersamaku
aku yakin kau lebih tahu tentang diriku

teman,
jika kau tahu padaku khilaf berlaku
jangan sungkan teman ...
kau berhak beritahu aku
bukan saja hak, tetapi kewajiban
ya .. kau wajib beritahu aku teman ..

teman,
jangan kau biarkan aku berdiri ditepi
suruhlah aku untuk mundur
jangan sampai kau biarkan aku jatuh
saat mataku buta

teman,
saat kau menemukan cahaya
berilah aku sedikit silaunya
pantulkanlah kepadaku teman
aku tak dapat melihat jika tanpanya
aku ingin kehangatannya

teman,
aku yakin kau sangat pedulikan aku
aku yakin kau tak ingin meninggalkanku
aku yakin kau teman sejatiku

teman,
kita akan selalu bersama kan .. ??

Monday, January 19, 2004

jalan pulang ..

Maukah kau tunjukkan aku jalan pulang menuju rumahku,
karena aku lupa kemana arahnya ....


Wednesday, January 14, 2004