Sunday, November 28, 2004

Dalam Ramadhanku kali ini

Sebulan sebelumnya aku sudah menunggu kedatangan-Nya, aku hitung hari demi hari dan kucocokan penanggalan Masehi yang kadang-kadang aku lupakan, apalagi penanggalan Hijriyah yang sering sekali aku lupakan dan jarang bahkan tak pernah aku gunakan sebagai referensi waktuku sehari-hari, duh ironi sekali ya.. Alhamdulillah Ramadhan kali ini entah kenapa aku sangat menunggui kedatangan-Nya dan rasanya ingin cepat cepat memasuki gerbang kemuliaan-Nya. Mungkin ini adalah karunia Alloh kepada hambaNya dan mungkin ini adalah bukti kasih sayang Alloh kepadaku.Amin.

Alhamdulillah, seminggu lagi Ramadhan. aku bertekad bahwa Ramadhan kali ini harus benar benar aku manfaatkan, jangan sampai hilang sedikitpun kesempatan untuk berbuat kebaikan sekecil apapun. Aku segera berkemas, mempersiapkan segala macam keperluan fisik maupun materi, dari segi fisik aku makan teratur dan kusempatkan beberapa kali shaum sunnah dan kuniatkan pula sebagai latihan agar ketika ramadhan tubuhku tidak terlalu terbebani, dari segi materipun aku persiapkan dengan membeli AlQuran baru dan terjemah lengkapnya, agar memudahkanku untuk memahami ayat-ayatNya. Sebenarnya sih tidak terlalu perlu, karena AlQuran yang dulu pun masih bagus, walaupun ada beberapa lembar halaman yang sudah sobek yang karena ulah siapa aku tak tahu, mungkin waktu dirumah setelah membacanya aku simpan dijendela kamarku dan secara tidak sengaja disobek oleh anak-anak kecil yang sering bermain depan rumahku. Ups,.. Suuzhon, Astagfirulloh mau Ramadhan nih..:D.

Akhirnya, Alhamdulillah hari itupun tiba. Ramadhan telah datang menghampiriku, Subuhnya telah menghidupkanku, fajarnya telah menyapaku dengan keceriaan, siangnya telah mengobarkan api semangat dalam diriku dan malamnya telah menundukkan seluruh jiwa dan ragaku dihadapanNya. Hari-hari Ramadhan aku lalui dengan penuh pengharapan dan kehati-hatian, tingkah laku yang "biasa" dilakukan, aku coba untuk mengubahnya menjadi "luarbiasa", mengisi deretan jam demi jam, menit demi menit dan detik demi detiknya dengan selalu mengingat Alloh dan menyuburkan rasa malu kepadaNya, mencoba untuk mempertahankan Tilawah, menjaga lisan, pandangan dan hati, mencoba untuk menumbuhkan rasa sosial terhadap sesama dan mencoba dengan keras untuk mengubur hidup-hidup kemaksiatan yang selalu menjerumuskanku.

Tahap pertama Aman !!, sepuluh hari telah aku lalui, meskipun tidak banyak amalan yang telah aku lakukan, rupanya sepuluh hari ini aku beribadah dan beramal hanya yang standar saja, yang biasa-biasa saja, tidak jauh beda dengan hari-hari dibulan lain. Huh.. kok begitu sih, seharusnya aku ini lebih baik !!. Namun aku tidak menyerah begitu saja, masih ada tahap kedua dan ketiga didepan sana, meskipun aku sangat rugi telah mengisi sepuluh hari pertama dengan ibadah dan amal yang standar alias bs-bs aja. Aku kuatkan kembali tekadku untuk menghadapi hari-hari berikutnya, Insya Alloh aku akan lebih baik.Amin.

Hari ke-15, aku rasakan ibadahku masih biasa-biasa saja, namun ada sedikit peningkatan meskipun tidak begitu signifikan. Hari ke-16, sampai hari ini aku tidak pernah ketinggalan Qiyamullail meskipun lebih sering aku lakukan sendiri dirumah. Hari ke-17, hari ini aku tidak begitu antusias terhadap ibadah, Astaghfirullah,..banyak ibadah sunnah yang luput dan sholat berjamaah di masjidpun kadang-kadang. Hari ke-19, Ya Alloh mengapa kulitas ibadahku jadi turun seperti ini, sampai sampai aku mengingkari janjiku untuk menjaga lisan, pandangan dan hati ini. Ya Alloh ampunilah hambaMu ini. Hari ke-20, Aku menyadari ibadahku sampai hari ini malah menurun terus, namun aku yakin pada sepuluh hari terakhir besok aku pasti akan lebih mampu untuk meningkatkan kuntitas dan kualitas ibadahku. Akhirnya tahap kedua Ramadhan aku lalui dengan tidak memuaskan !!.

Tahap ketiga Ramadhan telah menungguku, yaitu sepuluh hari terakhir yang sangat menentukan. Tidak jarang orang pada sepuluh hari terakhir ini berbondong-bondong pergi ke masjid untuk melaksanakan itikaf, berdiam diri di masjid, memperbanyak ibadah, tilawah, sholat malam, tidak lain untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Dan satu hal yang paling ditunggu-tunggu yaitu dalam sepuluh terakhir Ramadhan ini Alloh memberikan hadiah terbesar bagi hambaNya yaitu pada malam Lailatul Qadar, Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Insya Alloh masih ada harapan untukku disana. Ya Alloh sampaikanlah aku kepadanya dan karuniakanlah Lailatul Qadar kepadaku.Amin.

Aku telah berencana pada sepuluh hari terakhir ini akan beritikaf disatu mesjid, maka kupilih mesjid Bimantara, yang selain dekat dengan tempatku bekerja, kepanitiaan itikafnyapun "enak" dan juga banyak sahabatku yang itikaf disana. akupun lebih mempersiapkan fisik untuk sepuluh hari terakhir ini, karena setiap hari pasti aku akan terjaga pada malamnya untuk melaksanakan Qiyamullail. Hari-hari pada tahap ketiga ini aku lalui, hampir tiap hari aku pulang kerja malam sekitar jam 22.00 dansepulang itu aku segera bergegas dari kantorku menuju masjid Bimantara, dengan pakaian kantor yang sudah agak lusuh, dengan berjalan kaki menyusuri sudut-sudut malam ditepi jalan kebonsirih, sendirian. Namun hatiku serasa lebih tenang sekarang, ibadahkupun mulai "cukup" membaik, meskipun godaan-godaan kecil sempat menggangguku seperti lelah dan kantuk yang kerap kali mengundang malas. (sudah lumrah kali ya..:))

Alhamdulillah tahun ini aku mendapatkan libur lebih awal dari kantor, sehingga dua hari terakhir di Ramadhan kali ini aku habiskan dikampung halamanku (kota ding :D) di bandung dengan beritikaf bersama Bapak dan adikku di masjid dekat rumahku. Subhanalloh, kenangan masa lalu timbul kembali di benakku, aku coba meraba kembali, kututup pintu mata dan kubuka kembali, Oh sungguh Indah masa-masa dulu ketika aku beritikaf di masjid ini, ketika adikku mengantarkan makanan dari rumah untukku berbuka karena aku enggan pulang dan bersikukuh untuk tinggal sehari penuh dimasjid, ketika menjadi pengumpul buku-buku ceramah teman-temanku dan memintakan tanda tangan dari penceramah, ketika menjadi amilin zakat dan membagikannya pada malam takbiran tiba. Oh,..kenangan itu tak sadar telah menghamburkan airmataku. Bagaimana tidak, aku sedih karena teringat kondisi dulu yang sangat kondusif jika dibandingkan dengan tempatku terdampar di lautan manusia jakarta sekarang ini, apalagi dalam kesendirian, aku terus berjuang mempertahankan keimanan yang kadang turun naik.

Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar , Laailaahaillallahu wallahu Akbar, Allohu Akbar walillahilhamd. Gema takbir mulai berkumandang, hari terakhir Ramadhanpun mula tiba, keesokan harinya adalah Idul Fitri, yang biasanya disebut sebagai Hari Kemenangan, tentunya bagi orang-orang yang merasa menang dan dimenangkan oleh Alloh dalam Ramadhan.

Aku, tidak merasa menang kali ini, karena aku sadari banyak sekali hal yang belum aku lakukan dan belum aku maksimalkan. Perjuanganku belum seberapa, imanku kadang masih goyah dan ibadahkupun masih biasa-biasa saja. Adapun amal ibadah yang telah aku lakukan, itu hanyalah Alloh yang berhak menilainya. Aku tahu bahwa Ramadhan adalah bulan latihan, masih ada bulan-bulan berikutnya yang jauh lebih membutuhkan perjuangan dan pengorbanan serta hambatan yang jauh lebih besar. Maka dengan meninggalkan sedih dan duka pada Ramadhan kali ini, aku akan membawa sisa-sisa keimanan dalam diri ini, menggenggam pengharapan pada Alloh SWT dan menanamkan kerinduan pada Ramadhan yang akan datang untuk terus melangkah mengarungi sebelas bulan kedepan. Allohu Akbar...!!!!


1 comment:

logobagus said...

Subhanallah, sebuah proses jihad dan hijrah yang lebih baik. Mungkin saya terlambat membaca postingan lama. Tapi saya iri, dan saya ingin seperti anda juga. Tetap teruskan sobat, dan sekarang anda tidak sendirian, termasuk saya dan muslimin lainnya yang tidak ingin 'seperti biasa'.....wassalam/www.ramadhanku.multiply.com