Wednesday, December 31, 2003

buatlah bermakna

saat cerita sudah harus diakhiri
saat lengan ini sudah tak kuat lagi untuk menari
diatas lipatan kertas ataupun barisan tombol berjajar
sudah saja kau hari ini

tak usah kau pilu lagi meninggalkannya dalam ubunubunmu
tak usah lagi kau gunakan mulutmu tuk hanya sekedar kata
tak usah kau tanam benihnya sehingga tumbuh merata
jangan....

biarlah semuanya itu menjadi cerita tanpa kata
tak perlu hiasi dengan keindahan sang dusta
hanya sekaranglah saatnya
kau menjadikan dirimu sebuah realita yang bermakna

jejak

sebuah pengakuan telah menjadi ukuran penyesalan
akan satu sisi jiwa yang entah bertuan
diantara kerumun kehidupan dalam satu peradaban
tertinggal sebuah jejak tanpa tujuan ...

tebal ...
dan mencetak tanah dalamdalam ...

sebuah jalan

seperti diungkapkan oleh sejarah yang telah lama dibisukan.
dan mulai berkata keseluruh cakrawala dunia.
dan semua makhlukpun tahu.
hanya tinggal bagaimana kita sekarang ...

apakah akan dibutakan ???

bermain dengannya

terakhir kali aku tertawa dalam kebisuan jiwa
menghembuskan nafas keharuan tanpa keharmonisan nuansa
bagai sebuah hening kerinduan dipuncak mercusuar tanpa cahaya
berkaca pada cermin buram membuyar semua asa

bermain dengan besaran massa dan masa yang kian memberatkan jiwa serta raga
dan kini akupun sedang merajut sebuah kain lusuh yang telah lama basah tersungkur diatas genangan air masa.
dan aku berharap tidak akan lupa mengeringkannya dengan cahaya mulia sebelum aku melanjutkan merajutnya kembali.

Friday, December 05, 2003

semoga yang terbaik

dalam diri membayangkan suatu keindahan
dalam sendiri membayangkan suatu kepuasan
dalam harga diri dan suatu pencapaian
dalam suatu keinginan

dalam diri membandingkan
dalam diri ada penghargaan
dalam diri selalu membisikan
dalam diri ada suatu pemberontakan

akan suatu yang telah diberikan
akan suatu yang telah didapatkan
akan suatu yang telah ditetapkan
akan suatu cerita masa depan

keinginan ...
dan kenyataan di hari ini
membandingkan ...
dalam judul doa kusimpan

terharu

membaca
cerita tentang seorang harta
tentang sebuah irama
keindahan senja

diantara berjuta dentingan suara
dalam berjuta senyapnya raga
tumbuh diantara duri berkarat
bening, mengkilap

sungguh anugerah yang kuasa
munculnya benih pusaka
generasi pembawa citacita
akan agama dan bangsa

peliharalah wahai bunda
dorong dengan ibda binafsika
teladan dari kakanda
dan juga doa

bimbinglah hamba ya Rabb
demi perjuangan mereka
dan juga kita
semua ...

hamba terharu biru ...

(puisi ini setelah membaca artikel dan juga puisi tentang Abdurrahman Faiz..(putra dari Helvy Tiana Rosa dan Tomi Satryatomo, semoga mereka berdua tetap dalam bimbingan Alloh untuk membimbing generasi aset bangsa yang sangat berharga.Amin)